Sunday, 9 September 2018

KOMERSIALISASI TEKNIK CEPAT
 MENGHAFAL AL-QURAN
By : Yuni Hadziqoh


Kehidupan zaman modern yang menuntut selalu bergerak cepat membuat banyak orang menjadi tidak sabar ingin mendapatkan sesuatu. Pola pikir kita yang sudah terbentuk untuk lebih mementingkan hasil ketimbang proses, juga akhirnya membuat kita menanamkan prinsip “Yang penting selesai”. Inilah yang membuat seseorang sulit untuk menjadi individu yang benar-benar berkualitas. Tak perlu jauh-jauh, kita bisa melihat pada diri kita sendiri saat membuat makalah atau tugas dari dosen. Sebagian besar mahasiswa membuat makalah hanya karena memang merupakan tugas yang harus diselesaikan agar bisa lulu mata kuliah tertentu. Tak peduli apakah makalah itu merupakan hasil kerjanya sendiri atau hanya “copas” dari internet, lalu presentasi di depan kelas dan selesai.

Tak bisa sepenuhnya menyalahkan individu pula, karena memang kita hidup di zaman yang serba instan dan cepat yang membuat banyak orang, organisasi dan perusahaan mempunyai target yang banyak dalam waktu singkat demi persaingan. Gaya hidup serba cepat ini tampaknya dimanfaatkan dengan baik oleh beberapa pihak. Tak tanggung-tanggung, mereka melibatkan agama dalam hal ini. Apalagi saat ini memang sedang semaraknya kata “hijrah” di banyak media sosial. Salah satu fenomena yang saya temukan ialah adanya lembaga yang menawarkan metode menghafal Al-Quran dalam waktu 30 hari saja dengan biaya yang cukup mahal menurut saya.

Sebenarnya, saya sudah lama mengenal metode ini. Waktu itu saya husnudhon saja karena memang sepengetahuan saya ada beribu macam metode dalam menghafal Al-Quran, apalagi memang ada orang-orang yang dikaruniai kelebihan mampu menghafal dalam waktu singkat. Tentu ini akan sangat membantu dalam menyemarakkan tradisi menghafal Al-Quran. Terbayang juga waktu itu, betapa akan sangat mengagumkan jika banyak generasi penerus bangsa yang hafal Al-Quran. Akan tetapi, saya begitu tersentak saat menghadiri acara di organisasi kampus saya kemarin. Acara tersebut merupakan sosialisasi Sekolah Tahfidz kepada para anggotanya yang tentu saja menyinggung tentang metode dan manajemen menghafal Al-Quran.

Saat menjelaskan beberapa peraturan di Sekolah Tahfidz, salah satu ustadz menceritakan bahwa ada seorang mahasiswa yang mendaftar di Sekolah Tahfidz ini yang menurut datanya ia telah hafal 30 juz. Namun saat ditanya, ia tak mampu menjawab atau meneruskan ayat dalam Al-Quran. Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata ia menghafal Al-Quran dengan metode 30 hari dengan membayar biaya sebesar 5 juta rupiah. Terbayang oleh saya saat itu betapa sakit hatinya mahasiswa tersebut melihat dirinya belum mampu disebut sebagai hafidz namun telah kehilangan banyak uang.

Di sini saya tidak mau menyalahkan pihak mana pun, karena semua pasti memiliki alasan masing-masing. Pihak lembaga penyedia layanan menghafal Quran 30 hari tersebut mungkin memang benar memiliki metode yang bagus. Akan tetapi sangat disayangkan bila melihat realita alumninya yang tak mampu membaca hafalannya. Bukankah hal ini menunjukkan bahwa metode tersebut tidak bisa diterapkan ke semua orang? Lalu mengapa dengan hasil seperti ini mereka meminta biaya yang begitu mahal? Mengapa mereka tidak meminta biaya itu saat sudah terbukti berhasil saja? Jika seperti ini, jangan salahkan apabila muncul kecurigaan adanya motif  komersialisasi yang memanfaatkan sisi agama, dan memanfaatkan pola pikir masyarakat yang serba instan. Terlepas dari adanya kemungkinan faktor kecerobohan individu sendiri dalam menjaga hafalan, metode ini memang tidak mampu diterapkan ke semua orang. Setiap orang memiliki karakterisitik dan kemampuan yang berbeda-beda.

Dengan adanya fenomena ini, masyarakat hendaknya perlu berhati-hati dan selektif dalam memilih sebuah lembaga pendidikan. Jangan hanya tergiur iming-iming mampu menghafal Al-Quran dalam waktu satu bulan saja tanpa melihat banyak faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam menghafal. Bagaimanapun juga, menghafal Al-Quran adalah sebuah proses yang akan terus berlangsung seumur hidup, di mana dalam proses itu kita dilatih untuk bersabar dan menangkap banyak hikmah kehidupan. Jika dari awal sudah terbentuk pola pikir bahwa menghafal Al-Quran adalah hasil, maka seseorang menjadi sulit menikmati proses itu. Hasilnya, ia termakan iming-iming cepat menghafal Al-Quran walau harus menghabiskan banyak uang dan belum tentu berhasil. Sah-sah saja jika seseorang ingin cepat dalam menghafal Al-Quran, akan tetapi yang terpenting adalah mampu menjaga hafalannya sepanjang hayatnya.



1 comment:

  1. Goyang Casino Hotel - Las Vegas
    Goyang Casino Hotel filmfileeurope.com is casino-roll.com the official name of the property for its goyangfc gaming 출장샵 facilities in https://tricktactoe.com/ the resort Las Vegas. The resort's gaming floor, casino, and spa are

    ReplyDelete