Wednesday, 22 August 2018


MENANAMKAN NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA PADA ANAK USIA DINI
Oleh : Elita Ratini


Anak merupakan cerminan dari orang tua. Anak perlu memiliki moral dan perilaku yang baik untuk bisa diterima di lingkungan masyarakat. Selain itu, anak merupakan generasi penerus dari keluarganya. Sebagai generasi penerus, setiap anak perlu mendapat pendidikan yang baik sehingga potensi-potensi dirinya dapat berkembang dengan pesat, tumbuh menjadi manusia yang memiliki kepribadian tangguh, dan memiliki berbagai macam kemampuan serta keterampilan yang bermanfaat. Penanaman moral dan karakter pada anak akan mencapai maksimal pada usia dini. Pada masa itu anak akan sangat mudah dibentuk dan diatur sesuai dengan karakter yang diinginkan oleh orang di sekitarnya. Anak usia dini mengalami perkembangan yang paling cepat dalam berbagai aspek termasuk aspek agama, moral, sosial, intelektual, dan emosi. Perlakuan pendidikan yang diberikan pada usia dini diyakini akan terpateri kuat di dalam hati dan pikiran anak yang masih jernih. Jika anak dididik dengan baik, diberi contoh yang baik, dan dibiasakan hidup dengan nilai dan karakter yang baik, maka mereka cenderung menjadi orang yang baik, berpikiran positif, dan berbudi mulia. Peran orang tua sangat besar dalam membangun dasar moral dan agama bagi anak-anaknya, tetapi peran guru dalam mengembangkan moral dan agama pada anak juga mempengaruhi bagaimana anak akan bersikap di lingkungan sosial. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan pendidikan bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Republik Indonesia, 2003).
Lalu bagaimana mengenalkan pentingnya bermoral dan beragama pada anak usia dini ? Pada dasarnya, anak usia dini memiliki dunia yang penuh dengan kesenangan untuk pengembangan diri.  Sebagian besar waktunya semestinya diisi dengan belajar melalui berbagai jenis permainan di lingkungan sekitarnya. Pada usia 0-6 tahun, anak belajar bersikap melalui orang-orang disekitarnya terutama dari orang tua, yang mana pada usia tersebut sangat rentan untuk membentuk karakter anak dalam berperilaku. Pada usia praoperasioanal atau sekitar usia 2-6 tahun, anak mengenal sesuatu melalui bahasa dan yang bersifat simbolis. Anak akan sangat mudah mengingat suatu peristiwa atau suatu pelajaran melalui sImbol-simbol yang memudahkan mereka untuk mengingat peristiwa dan pelajaran. Pada usia tersebut anak mudah meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa disekitarnya, sehingga untuk menanamkan moral dan perilaku yang positif pada anak, para orang tua harusnya memberi contoh yang riil dalam berperilaku, bukan hanya dari nasehat dan larangan-larangan. Selain moral dan perilaku positif, anak juga memerlukan moral agama yang akan sangat berpengaruh pada kehidupan masa mendatang dan yang menentukan apakah kehadiran mereka diterima oleh lingkungan sekitar atau mendapat penolakan.
Pentingnya penanaman moral dan agama pada anak sejak usia dini adalah untuk menjadi filter dan benteng diri sendiri agar tidak mudah terpengaruh hal-hal yang merusak. Ada beberapa pakar yang mengembangkan pembelajaran nilai moral dengan tujuan membentuk watak atau karakteristik anak, salah satunya ialah Lickona (1992). Pandangan Lickona tersebut dikenal dengan educating for character  atau pendidikan karakter/watak untuk membangun karakter atau watak anak. Dalam hal ini, Lickona mengacu pada pemikiran filosofi Michael Novak yang berpendapat bahwa watak atau karakter seseorang dibentuk melalui tiga kerangka pikir, yaitu konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan prilaku moral (moral behavior). Dengan demikian, hasil pembentukan sikap karekter anak pun dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral. Melalui tiga aspek terbebut, dapat dilihat bagaimana karakter yang dimiliki seorang anak dan bagaiaman moral yang telah ditanamankan pada anak tersebut.
Lalu bagaimana mengenalkan agama pada anak yang masih dalam usia bermain? Ditinjau dari tujuan pengembangan nilai agama pada diri anak, salah satu caranya ialah dengan meletakkan dasar-dasar keimanan dengan pola takwa kepada-Nya dan keindahan akhlak, cakap, percaya pada diri sendiri, serta memiliki kesiapan untuk hidup di tengah-tengah dan bersama-sama dengan masyarakat untuk menempuh kehidupan yang diridhai-Nya. Selain itu, pengenalan agama pada anak bertujuan untuk menanamkan rasa cinta kepada-Nya, membiasakan anak-anak untuk beribadah kepada-Nya, membiasakan perilaku anak di dasari oleh nilai-nilai agama. Mengenalkan agama pada anak tidak harus dengan paksaan dan harus sesuai dengan syariat. Tetapi bisa diawali dengan mengenalkan ciptaan-ciptaan-Nya dan mengenalkan aturan-aturan Islam sesuai dengan usia anak. Dengan membiasakan mengawali kegiatan dengan berdoa, mengenalkan kuasa Allah. Selain pengarahan-pengarahan tersebut, anak juga memerlukan contoh yang riil yang mendukung kegiatan anak dalam pengenalan agama.
Pengenalan agama yang salah pada anak akan menyebabkan sudut pandang yang salah pada anak. Memaksa anak untuk beribadah dengan benar dan tepat tanpa adanya contoh dapat mengakibatkan anak merasa bahwa agama adalah sebuah paksaan dan mereka akan melaksanakan ibadah bukan karena kewajiban tetapi karena adanya hukuman dari orang tua apabila si anak tidak melakukannya. Dengan  mengenalkan aturan-aturan kaidah fiqih pada anak dengan cara paksaan dan harus sama dengan semestinya, itu akan menyebabkan anak berpikiran bahwa agama adalah peraturan yang mengekang sehingga mereka akan mencari jalan lain untuk menghindari peraturan tersebut.


DAFTAR RUJUKAN
Rizki Ananda, Jurnal Obsesi Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 Halaman  19 – 31, Implementasi Nilai-nilai Moral dan Agama pada Anak Usia Dini ; Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. 
Moh. Fauziddin,  Jurnal PAUD Tambusai Volume 2 Nomor 2 (2016) Halaman 8 – 17, Pembelajaran Agama Islam Melalui Bermain pada Ank Usia Dini (Studi Kasus di TKIT Nurul Islam Pare Kebupaten Kediri Jawa Timur) ;  STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai.
Slamet Suyanto, Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini ; Universitas Negeri Yogyakarta.
Wawancara, narasumber Inda Shulkah.


No comments:

Post a Comment